pic source : kompasiana.com
Belajar untuk benar-benar mencintai dirimu sendiri karena tidak ada oranglain yang dapat melakukannya jika bukan dirimu sendiri.
Setiap orang pasti pernah mengalami krisis kepercayaan diri atau istilah inggris yang sering disebut yaitu Insecure. Istilah yang sering digaungkan oleh kebanyakan orang yang merasa tidak percaya diri atau menganggap dirinya tidak lebih baik dari orang lain. Bisa tentang prestasi, finansial, penampilan fisik, dan banyak lagi aspek yang dianggap berpengaruh dalam hidup dan dianggap penting oleh sebagiaan masyarakat. Tak terkecuali perempuan. Insecure dalam psikologi jika kita artikan merupakan sebuah upaya dari adanya emosi yang terjadi apabila kita menilai diri kita menjadi seorang inferior dari orang lain. Kemudian mengenai suatu aspek tertentu yang terjadi di dalam kehidupan kita yang bias kita anggap sebagai kehidupan yang relevan, sertahal- hal yang menjadi penilai dapat menimbulkan valensi negative di dalam perasaan yang kita miliki. [1]. Sejak kecil, wanita sudah hidup bergandengan tangan dengan banyak aturan. Wanita dituntut harus unggul dalam banyak bidang; harus bias masak, harus menjaga kelakuan biar tidak memalukan orangtua, harus pintar menjaga penampilan, harus bias mengerjakan tugas rumah tangga, harus dapat rangking di sekolah, harus telaten merapikan kamar, harus ini, harus itu. [2].
Stigma inilah yang sering menjadi penyebab seseorang merasa insecure. Juga standard – standard yang diterapkan suatu kelompok masyarakat. Misalnya salah satu yang menjadi momok bagi wanita yaitu paras. Ketika kita berbicara tentang paras, akan berbeda jika kita berbicara dengan warga Negara Amerika dengan Indonesia, misalnya. Ketika di Indonesia warna kulit putih dianggap cantik, di amerika malah kebalikannya. Mereka sangat menyukai perempuan berkulit coklat. Bahkan banyak body lotion yang selama ini kita pikir hanya untuk mencerahkan warna kulit, malah kebalikannya di Amerika.Yaitu untuk mencoklatkan kulit. Contoh lain yang sering kita alami adalah pendapat kita menganggap seseorang cantik atau tampan, belum tentu dianggap sama oleh orang lain. Ya karena itu relative. Disamping itu, warna kulit juga masih saja menjadi momok yang begitu menarik perhatian sebagian wanita. Perempuan tetaplah perempuan. Warna kulit tidak menentukan seperti apa tingkat kecantikan seseorang karena pada akhirnya kita akan kembali lagi pada kenyataan bahwa tidak ada manusia yang sempurna pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tetapi alangkah lebih baiknya kita berfokus pada kelebihan diri kita daripada hanya sekedar mengeluhkan kekurangan yang ada dalam diri .
Persepsi cantik yang dibangun oleh konstruksi masyarakat yang sehingga melahirkan "standar kecantikan" menyebabkan banyak wanita di dunia berlomba - lomba untuk mencapainya, bahkan ada yang sampai menghabiskan uang miliaran rupiah serta ada juga yang hampir meregang nyawa karena hal tersebut. Fuck the standard of the beauty! kamu diciptakan cantik adanya, mau sampai kapanpun kita tidak bisa untuk terus mengikuti "apa kata orang" dan jika kita hanya berfokus terus dengan hal tersebut maka kita akan kehabisan waktu untuk mencapai apa yang kita mau, apa yang menjadi impian kita dan kita hanya hidup untuk menyenangkan oranglain bahkan kehilangan kebebasan kita yang sebenarnya. Belajar untuk benar-benar mencintai dirimu sendiri karena tidak ada oranglain yang dapat melakukan hal itu jika bukan dirimu sendiri. Berusaha untuk merawat diri karena kamu mencintai dirimu dan selalu berusaha mengapresiasi dirimu sendiri bukan karena untuk menyenangkan oranglain ataupun mencapai standar tertentu yang ditetapkan oleh kebanyakan masyarakat.
So, girls tidak peduli warna kulit mu hitam, coklat, putih, putih langsat, atau jenis warna apapun, Tuhan tahu yang terbaik saat menciptakanmu dan pasti dan akan selalu ada seseorang yang menerimamu apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihanmu. Bersyukur adalah hal yang terpenting dari segalanya!
[1] https://dosenpsikologi.com/insecure-dalam-psikologi (Diaksespada 8 Juni 2020)
[2] https://kelascinta.com/women/penyebab-wanita-insecure (Diakses pada 8 Juni 2020)
@peasey9 @herekikiis @ihsaniafsah @adilafataya @jesicahtg
Comments