top of page
Search

ETHEREAL DALAM DIRIMU

womenforindonesia


Ethereal merupakan suatu kata sifat yang dapat diartikan sebagai sesuatu yang mirip dengan cahaya halus, di mana orang-orang menganggapnya sebagai “cahaya surga”. Maksudnya adalah melihat seseorang atau sesuatu seperti ada cahaya atau “ketenangan” dalam diri “orang” tersebut.


Untuk lebih jelasnya, disini penulis mengibaratkan “cahaya surga” sebagai “Kebahagiaan” yang selalu diinginkan semua orang, “ketenangan” diartikan sebagai sebuah “kedamaian/berdamai dengan diri sendiri dan “orang” dalam kalimat tersebut diartikan sebagai “pelaku utama atau diri kalian” masing-masing.


Dengan ini penulis berharap setelah pembaca selesai membaca tulisan ini, yang pada awalnya merasa tidak sedang baik-baik saja dengan dirinya, yang pada awalnya tidak menemukan kebahagiaan didalam dirinya sendiri, dan yang awalnya belum mencintai diri sendiri dan menentukan standar yang sangat tinggi untuk diri sendiri dapat menjadi lebih tenang, mampu berdamai dengan dirinya dan yang pastinya mencintai diri sendiri.


Butuh waktu yang tidak dapat ditentukan tentang cepat atau lambatnya kita sadar akan hal-hal yang sering terjadi pada diri kita, yang sebenarnya pelaku utamanya adalah diri kita sendiri. Ya, bisa dikatakan bahwa “terkadang kita pernah menjadi yang paling jahat untuk diri kita” tapi sulit untuk menerima kalimat tersebut bahkan bisa saja tidak percaya. Memang tidak mudah menerima dengan ikhlas dan menyadari diri kita apa adanya dan dengan sebenarnya, hal tersebut datang karena kita memasang standar yang sangat tinggi untuk diri kita sehingga terkadang kita selalu menyalahkan diri sendiri.


“Kenapa sih kok aku gak jago matematika seperti dia? ”

“Kenapa kulit aku hitam banget? “

“Kenapa sih aku gak setinggi dia?”

“Kenapa aku harus terlahir seperti ini?”

Dan masih banyak lagi kenapa-kenapa yang selalu ditanyakan.

Dari pertanyaan “Kenapa” yang ditujukan untuk diri kamu sendiri inilah yang menjadi sumber dari segala sumber permasalahan kamu menjalani hidup. Karena pertanyaan “Kenapa” inilah yang dapat menimbulkan rasa cemas, malu, tidak percaya diri, merasa gagal, merasa takut, bahkan merasa tidak berharga. Hal tersebut dapat berpengaruh pada kegiatan/perilaku sehari-hari bahkan bisa saja karir atau masa depan kamu terpengaruh karena hal-hal tersebut.


Sikap yang diwawancarai oleh diri sendiri, kualitas, bakat diri serta pengetahuan yang akan dibatasi oleh keterbatasan itulah yang disebut dengan PENERIMAAN DIRI atau SELF ACCEPTANCE menurut Chaplin. Penerimaan diri dapat diartikan sebagai suatu kondisi dan sikap positif individu dalam bentuk penghargaan pada dirinya, mampu menerima segala kekurangan dan kelebihan, kemampuan dan kelemahan, serta tidak menyalahkan diri sendiri maupun orang lain agar dapat berubah menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya.

Ketika kita sedang merasakan hal tersebut atau sedang berada dalam kondisi tersebut (kondisi dimana kita belum bisa menerima diri kita) ada 2 pilihan yang bisa kita pilih. Pertama, menerima dan ingin mengubah kelemahan/kekurangan menjadi suatu kelebihan, atau yang kedua adalah pasrah dengan kondisi yang ada dan tidak melakukan apapun. Tidak ada salahnya jika kita selalu berusaha untuk selalu menjadi yang terbaik karena memang itu yang seharusnya dilakukan. Kelemahan dan kekurangan yang ada dalam diri kita bukan alasan untuk membenci diri kita. Janganlah selalu berfokus pada kekurangan sehingga kita lupa akan banyaknya kelebihan yang ada dalam diri kita.


Mungkin langkah awal yang bisa dilakukan untuk dapat menerima diri kita sendiri adalah Sadar akan tidak adanya kesempurnaan, Karena kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta. Hal-hal yang akan diubah adalah sesuatu yang perlu diubah yakni, pola pikir kita dan sudut pandang kita terhadap diri kita sendiri. Artinya, berhentilah membanding-bandingkan “aku” dengan “dia” atau kamu dengan orang lain, selain itu janganlah kamu memandang diri kamu hanya dari satu sudut pandang saja. Misalnya, kamu mungkin tidak mahir dalam pelajaran matematika dan sains tapi kamu sangat mahir dalam pelajaran seni, bahasa Indonesia dan olahraga, kamu tidak bisa memasak tapi kamu sangat paham betul dengan dunia perancangan busana. Percayalah, setiap kekurangan selalu ada kelebihan dan setiap kesulitan selalu ada kemudahan. Karena, mau sampai kapan bertengkar dengan diri sendiri? Cobalah berbicara dengan hati kita, tanamkan dalam diri kita bahwa kita harus berdamai dan mulailah berteman dengan diri sendiri.


Jangan menentukan standar yang terlalu tinggi untuk dirimu apalagi sampai membuatmu merasa tidak bahagia. Berusahalah berpikir positif dan selalu bersyukur pada diri sendiri, jangan menjadi manusia lemah dan merasa paling jelek dalam segala hal hanya karena kamu tidak dapat melalukan satu hal. Kamu tidak perlu meminta izin pada orang lain untuk mencintai dirimu sendiri, jadi mulailah mencintai dirimu sebelum kamu mencintai orang lain, karena sesungguhnya cinta pertama itu dimulai dari mencintai diri sendiri. Berlian paling berharga adalah dirimu, dan kamulah satu-satunya yang bertanggung jawab atas berlian tersebut.


Sumber :

Juniarti, Relevantiana. 2020. Love Your Self. Caesa Media Pustaka.

221 views0 comments

Recent Posts

See All

댓글


bottom of page