Sebenarnya apakah feminisme itu? Secara umum, feminisme adalah gerakan untuk mencapai kesetaraan politik, sosial, dan pendidikan antara perempuan dan laki-laki. Feminisme memperjuangkan kesetaraan gender untuk hak yang sama antara pria dan wanita tanpa adanya diskriminasi jenis kelamin. Tidak hanya perempuan saja yang memiliki peran dalam membangun kesadaran ini, namun laki-laki juga memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan kesadaran kelas.

pic source : lp mrhetor.com
Sebenarnya feminis hanya membenci laki-laki yang brengsek. Who doesn't hate douchebags, right?
Di Indonesia, paham feminisme berkembang cukup pesat. Namun masih sedikit perempuan yang mau melibatkan diri untuk nenjadi bagian dari gerakan kesadaran ini. Feminisme sering dicap sebagai paham yang melemahkan posisi perempuan karena orang awam menganggap bahwa penganut feminisme selalu menuntut sesuatu yang lebih dan spesial daripada pria.[1]. Padahal, gerakan feminisme hanya menuntut equalright bukan special right. Feminisme diciptakan untuk memperbaiki ketidakseimbangan gender yang terjadi sejak zaman dulu ketika perempuan tak dianggap sebagai manusia seutuhnya dan tak memperoleh hak yang sama. Feminisme diciptakan untuk perempuan yang ingin menjadi lebih baik dari semua ketidakadilan yang ada.[2]. Feminis laki-laki telah ada sejak lama dan laki-laki memiliki peran dalam memperjuangkan hak-hak perempuan.[3]. Karena itu, feminisme berupaya membebaskan perempuan dari segalabentuk opresi, ketidakadilan dan kekerasan berbasis gender itu yang secara faktual saat ini perempuan lebih banyak menjadi korbannya. Perbedaan aliran feminisme juga menunjukkan konteks persoalan sosial terkait hal-hak perempuan yang berbeda-beda; persoalan-persoalan yang berbeda menginspirasikan model aliran feminisme yang berbeda-beda.[4]. Definisi setara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sejajar (sama tingginya dan sebagainya), sama adalah serupa (halnya, keadaannya dan sebagainya). Memperjuangkan kesetaraan gender bukan berarti menuntut perempuan untuk menjadi sama dengan lelaki, tetapi mendukung perempuan dan lelaki agar mendapat kesempatan untuk ada dalam posisi yang sejajar.[5].
Yang sering dijadikan dasar menggugat feminisme adalah pemahaman keliru tentang kodrat – bahwa feminisme membuat perempuan lupa akan kodratnya. Perempuan dan laki-laki punya kodratnya masing-masing yang tidak bisa diubah karena memang tercipta demikian. Misal, hanya perempuan yang bisa terlahir dengan organ tubuh vagina dan rahim, serta cuma perempuan yang bisa melahirkan, dan menyusui. Hanya laki-laki yang bisa terlahir dengan penis dan zakar, serta memiliki sperma yang bisa membuahi sel telur. Kalau soal bekerja, mengurus anak, menyetir, memimpin, dan dipimpin, semua hal tersebut bukanlah kodrat karena dapat dilakukan oleh perempuan dan laki-laki.[6]. Selain sebagai gerakan sosial-pemikiran, feminisme juga merupakan sebuah komitmen, baik moral (individual) maupun politik (sosial), sebuah bentuk tanggung jawab kemanusiaan atas terjadinya opresi, diskriminasi dan kekerasan, khususnya dalam relasi gender.[7].
Sejatinya, Feminis bukan hanya untuk kaum feminin tapi juga untuk maskulin, bahkan tujuan awal feminis adalah untuk menegakkan hak-hak dasar manusia (humanist, equalist). Namun sering disalah artikan karena dengan nama "Feminis" ini dianggap lebih mendukung kaum feminin. Feminis dinamakan Feminis karna para ahli Feminis harus memberi garis merah pada permasalahan yang diangkat, dalam hal ini perempuan lah yang tidak dimasukkan dalam hal-hal maskulinitas yang sebagian besar memegang peranan penting dalam sosial, budaya, ekonomi, politik, ruang pribadi dan ruang publik.
Salah satu kekeliruan paling umum di kalangan orang awam bahwa feminis membenci laki-laki. Sebenarnya feminis hanya membenci laki-laki yang brengsek. Who doesn't hate douchebags, right? Feminis sangat berkomitmen dengan masalah KDRT, pemerkosaan, kekerasan seksual, dan objektifikasi seksual, seperti perempuan dianggap sempurna bila bisa melahirkan anak dan memiliki keharusan untuk melahirkan anak. Padahal, memiliki anak bukanlah kewajiban, namun pilihan. Feminis mengkaji permasalaham sosial dimana banyak ibu muda dengan mental yang belum cukup yang nantinya akan berimbas kepada kesehatan sang anak atau bila sudah cukup umur untuk memiliki anak namun finansial belum memadai maka akan mempengaruhi tumbuh kembang anak di masa depan. Setiap perempuan berhak untuk menentukan pilihannya sendiri karena tubuh adalah otoritas pribadi, dan orang lain tak berhak untuk menentukan apa yang harus dilakukan perempuan mengenai tubuhnya selama ia masih mandiri.
Dengan pesatnya perkembangan ideologi Feminisme, semakin banyak aliran Feminisme yang muncul, seperti Liberal Feminism, Radical Feminism, Marxist and Social Feminism, Postmodern Feminism, Multicultural and Global Feminism, dan banyak lagi. Seperti ideologi pada umumnya, Feminisme juga memiliki kekurangan dan tidak lepas dari adanya kritik. Namun, bukan berarti kamu tidak boleh mengambil pelajaran dari ideologi tersebut. Banyak literatur feminisme yang bisa kamu temukan untuk mengkaji feminis lebih dalam dan lebih kritis lagi. Semoga kamu cukup bijak ya.![8].
@lidianatasyaa @yunda.annisa @milkaginting
Comments