Kepemimpinan, di era globalisasi seperti sekarang ini sangat familiar terdengar. Menggaungkan demokrasi dimana-mana tetapi nyatanya masih saja ada perdebatan mengenai hal kepemimpinan yang mengangkat isu gender di dalamnya. Emang kenapa kalau perempuan jadi Pimpinan? Masalah buat kalian? Lalu pertanyaannya selanjutnya ,apakah benar perempuan dalam kepemimpinan baperan?

pic source : www.picuki.com
Terdapat banyak laki-laki yang sangat percaya pada kesetaraan gender, namun masih merasa terancam (dengan kepemimpinan perempuan). Ketika mereka membayangkan bekerja di sebuah organisasi, mereka enggan membayangkan memiliki seorang manajer perempuan,” kata Sheppard.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti University of Basel di Switzerland, mengungkapkan bahwa tidak ada yang salah dengan pernyataan “perempuan menggunakan hati, sementara laki-laki menggunakan otak". Lebih lanjut, para peneliti juga mengatakan bahwa tidak ada yang salah juga dengan keadaan perempuan yang lebih emosional daripada laki-laki.Dengan hasil penelitian, mereka menjelaskan bahwa bukan "hati" yang menyebabkan kondisi ini, melainkan otak.Hal tersebut memang wajar, sebab ada perbedaan struktur otak antara anak perempuan dan anak laki-laki. Sejalan dengan perkembangan, perbedaan struktur otak ini kemudian menyebabkan kurangnya empati, abai terhadap perasaan orang lain, dan tanda lain seperti kurangnya rasa penyesalan atau rasa bersalah. Sifat-sifat ini kemudian dikaitkan dengan kurangnya pengembangan hati nurani dan empati.Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa pada otak anak laki-laki memiliki volume insula anterior atau volume materi abu-abu yang tumbuh lebih besar pada bagian yang menyebabkan perilaku kurang peka terhadap perasaan dan emosi.Peneliti menemukan adanya struktur otak yang berbeda antara anak perempuan dan anak laki-laki, yang menentukan kepekaan terhadap perasaan dan emosi. Peneliti juga mencatat bahwa perubahan materi abu-abu pada insula anterior kemungkinan besar memiliki kaitan dengan kedewasaan seseorang.Sudah jelas bukan, secara ilmiah memang perempuan sangat berbeda dengan laki-laki oleh sebab itu membandingkan dua hal yang berbeda bukanlah sesuatu yang lumrah.[1].
Beberapa kali mungkin kita pernah mendengar bahwa kepemimpinan pria itu lebih baik karena lebih tegas, bila wanita cenderung lebih lemah karena banyak memakai perasaan. Menggaung-gaungkan serta menonjolkan perbedaan di tengah keberagaman di dalam masyarakat maupun dalam suatu organisasi bukanlah pilihan yang bijak, terutama bila berbicara mengenai kemajuan atau pencapaian tujuan masyarakat maupun organisasi itu sendiri. Apapun jenis kelaminnya, baik pria maupun wanita bilamana membawa kemajuan bagi masyarakat dan organisasi why not? nothing difference each other, between man or woman. Seyogyanya bila berbicara masalah kepemimpinan sudah bukan merupakan suatu hal yang tepat bila kita masih saja terkungkung, bersikap skeptis dengan mengedepankan perbedaan gender dengan mengesampingkan kualitas serta tujuan dari kemajuan masyarakat serta organisasi. [2].
Sebuah studi yang dikembangkan tahun 1990 oleh peneliti asal Amerika, Eagly dan Johnson, menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan perempuan cenderung berorientasi pada hubungan interpersonal dan demokratis. Sementara laki-laki lebih berorientasi pada hubungan pekerjaan, performa kerja, dan cenderung otokratik --menghendaki segala kebijakan dan keputusan ada di tangannya. Terlepas dari segala bentuk tren dan pola itu, riset menyimpulkan bahwa laki-laki maupun perempuan memiliki gaya kepemimpinan khas yang terbentuk secara natural, dan itu bisa jadi berbeda satu sama lain tergantung pada sifat masing-masing individu sehingga tak bisa dipukul rata. Walau sekarang sudah banyak laki-laki yang mendukung bahkan bergabung dalam mendukung gerakan perempuan, masih ada rasa terancam pada ego dan maskulinitas lelaki. “Terdapat banyak laki-laki yang sangat percaya pada kesetaraan gender, namun masih merasa terancam (dengan kepemimpinan perempuan). Ketika mereka membayangkan bekerja di sebuah organisasi, mereka enggan membayangkan memiliki seorang manajer perempuan,” kata Sheppard.[3].
Jumlah pemimpin wanita yang ada hingga saat ini di Indonesia masih sangat minim dibandingkan dengan pemimpin laki-laki. Bahkan beberapa kalangan memandang bahwa kehadiran pemimpin wanita menjadi suatu permasalahan tersendiri. Namun pada dasarnya, perempuan juga memiliki hak yang sama dengan laki-laki terutama dalam menduduki kursi kepemimpinan. Namun pada praktiknya masih banyak stereotip yang beranggapan bahwa ketika wanita menjadi seorang pemimpin maka ia akan mengungguli laki-laki. [3]. Buktinya, dalam pemilihan rektor di sebuah universitas negeri, kandidat perempuan satu-satunya “di-bully” dengan sejumlah statemen bias gender, misalnya “Universitas ini sangat maskulin secara kultural dan sosiologis sehingga gaya feminin dalam kepemimpinan masih sulit untuk sukses.” Fakta dilapangan menunjukkan seorang pemimpin wanita mampu menjalankan amanah dengan baik, kariernya menanjak terus sebagai pimpinan. Ia mampu menyelesaikan pekerjaan yang sangat berat namun tetap berperan sebagai istri dan ibu. Pemimpin Wanita yang lain seperti para mentri perempuan Indonesia serta pemimpin wanita di belahan dunia, mampu merubah iklim organisasi menjadi lebih baik sehingga pelayanan terhadap masyarakat lebih optimal.
Pemimpin wanita juga mampu menunjukkan kualitas kepemimpinan yang sama dengan pemimpin pria, bahkan lebih. Yang menjadi penekanan dalam kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin mampu menjalankan kepemimpinan yang efektif, dan wanita memiliki potensi dasar untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif. Gaya kepemimpinan yang tepat, sesuai situasi dan kondisi serta sesuai kebutuhan akan sangat efektif dalam membangun masyarakat maupun organisasi menuju tercapainya tujuan demi kemakmuran dan kemajuan ke arah yang lebih baik. Ingatlah bukan persoalan GENDER maupun BAPER tetapi GAYA KEPEMIMPINAN serta karakter manusianya.[4].
[2]https://www.kompasiana.com/wiliamperkasa/55d52502169373b50e80c48c/salahkah-memilih-pemimpin-wanita
@waaan.ty @siregarmutiara
Comments